Rabu, 09 Februari 2011

Bibir Anak Sendiri Dipotong Ibunya Sampai 16 cm Lalu Dimasukkin Piring


Semua orang tau bagaimana sakitnya terkena potongan pisau, silet, dan sebagainya. Tidak terbayangkan bagaimana sakitnya gadis-gadis ini yang bibir bawahnya dipotong oleh ibunya dan potongan tersebut akan dibesarkan dari 1cm sampai dengan 16 cm dalam kurun waktu 6 bulan sampai 1 tahun. Gadis-gadis itu biasanya menangis di malam hari dikarenakan sakit yang dideritanya. Praktek pemotongan bibir tersebut masih berjalan sampai sekarang.


Di usia 15 atau 16, bibir-bibir gadis ini akan di potong oleh ibunya sendiri. Bibir-bibir gadis yang tinggal di rumah sederhana itu dipotong agar anaknya kelihatan cantik dan diminati oleh pria-pria. Gadis-gadis yang bibirnya tidak dipotong tidak akan laku. Konon semakin besar bibir yang dipotong, semakin besar juga mas kawin (biasanya berupa hewan piaraan seperti domba, sapi, kuda, dsb) yang akan diterima oleh pengantin perempuan. Salah satu wanita suku Mursi yang diambil dari video yang beredar di Youtube, mengaku bahwa bapak dan kakak lakinya menyuruh dia untuk dipotong bibirnya. Kalau tidak maka dia tidak akan kawin dan keluarnya tidak mendapat mas kawin. Menurutnya lagi, keluarganya mendapat banyak mas kawin karena bibirnya yang lebar dan disukai oleh kaum pria.Walaupun alasan yang satu ini di sangkal oleh ahli antropologi karena  menurut mereka jumlah mas kawin untuk gadis tersebut sudah di tentukan semenjak mereka kecil dan sebelum bibir mereka dipotong. Akan tetapi menurut pengakuan  Alasan lain adalah dengan adanya bibir yang dipotong, itu akan menunjukkan bahwa gadis tersebut telah matang dan siap untuk kawin.






Bagi orang-orang luar, pemotongan bibir itu mungkin seperti penyiksaan terhadap badan, akan tetapi tidak demikian untuk suku-suku Afrika tersebut,mMereka menganggapnya sebagai suatu yang berseni. Gadis-gadis yang bibirnya dipotong itu akan menangis hampir setiap malam karena rasa sakitnya. Seperti yang dikutip dari artikel yang ditulis oleh James Egremont-Lee di majalah Times, 9 Mare 1996 di bagian travel. Penulis tersebut pernah berkunjung ke suku Mursi yang ada di Etopia. Penulis pernah bertemu langsung dengan seorang gadis bernama Nga Mokonyi, 15 tahun, di tahun 1969 dulu. Bibir gadis tersebut di potong oleh ibunya sendiri dan ketika bertemu dengan penulis besarnya adalah sekitar 1 cm. Gadis ini mengunjungi kamp penulis secara teratur hanya untuk menunjukkan bibirnya. Setelah tiga bulan, di suatu malalam, gadis tersebut kembali mengunjungi kamp nya sambil menangis dan menunjukkan bibirnya tersebut yang sekarang sudah sebear 5 cm. Bayangkan, setelah 3 bulan, gadis tersebut masih harus merasakan bagaimana sakitnya bibir dipotong. Tidak lah terbayang sakitnya gadis-gadis tersebut yang harus menderita 6 sampai 1 tahun hanya untuk praktek yang seperti ini.

Suku Mursi, chai, dan Tirma adalah suku-suku di Afrika yang masih melakukan tradisi mengenakan piring di bibir bawah wanita-wanita mereka. Bekas potong itu akan dimasukkin piring yang terbuat dari kayu atau tanah liat untuk menahan bentuk bibirnya samapai luka potongan sembuh dan bibir terbentuk sesuai yang diinginkan. Seberapa panjang atau besar bibir gadis itu mau di tarik adalah tergantung dari anaknya sendiri. Kalau maunya besar, maka kayu-kayu yang semakin besar akan dimasukkin ke bibir dari waktu ke waktu sampai selama beberapa bulan. Awalnya, bibir tersebut akan dipotong mulai sekitar 1 sampai 2 cm dan sepotong kayu sederhana akan dimasukkin ke bibir tersebut. Setelah 2 atau 3 minggu kemudian setelah lukanya sembuh, maka akan dimasukkin piring yang berdiameter sekitar 4 cm, dan bertambah besar dari waktu ke waktu sampai sekitar 16 cm. Rata-rata besar bibir yang dipotong itu adalah sekitar 12 cm.


Foto-foto wanita-wanita yang bibirnya dipotong dan memakai piring
































PASTI TADI PENASARAN???HEHEHEHE

Tetap follow kami 0n twitter @infobermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar